Pohon Pisang, Benteng Awan Panas Merapi


VIVAnews - Hutan di lereng Merapi kini gundul, kering kerontang, akibat terjangan awan panas dan lahar, saat gunung itu meletus dahsyat di akhir tahun 2010 lalu. 

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geolologi (PVMBG), Surono bahkan menganalogikan Merapi seperti jalan tol. Tak ada lagi hutan yang menghambat laju luncuran awan panas dan lahar, jika terjadi lagi erupsi. 

Peneliti Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta menemukan jalan ke luar terkait masalah itu. Hasil riset mereka menemukan, tanaman pisang layak  ditanam sebagai upaya revegetasi di kawasan Merapi. Selain menghambat laju erupsi, tanaman pisang juga memiliki nilai ekonomi tinggi.Peneliti UGM, Tri Wibowo Yuwono menjelaskan, alasan tanaman pisang bisa diandalkan menghambat laju erupsi Merapi. "Tanaman pisang cocok ditanam di kawasan Merapi karena tahan terhadap suhu panas yakni 300 derajat Celcius. Daun dan batangnya tidak rusak meski berada dalam suhu panas," kata dia di UGM Yogyakarta, Rabu 28 Desember 2011.

Dekan Fakultas Pertanian UGM itu menjelaskan, tanaman pisang tahan terhadap suhu panas karena memiliki cadangan air yang banyak, yakni mencapai 80 persen di seluruh bagian tanaman. Tanaman pisang tergolong  tanaman sukulan yang mengandung banyak air sehingga perpindahan panas yang terjadi karena erupsi akan berjalan lamban saat mengenai tanaman tersebut.

"Berbeda dengan tanaman kayu di kawasan Merapi  yang mudah mati. Tanaman kayu hanya bertahan dalam suhu 60 derajat Celcius, dan  perpindahan panas saat terjadi erupsi berlangsung sangat cepat," ujarnya.

Ia melanjutkan, selain menghambat laju erupsi, pisang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Tanaman ini juga cocok sebagai mata pencaharian petani karena kawasan Merapi yang selalu mengalami siklus erupsi rutin tiga hingga empat tahun sehingga  membutuhkan tanaman yang siap panen dalam waktu cepat.

"Tanaman pisang hanya butuh waktu tiga bulan untuk masa panen, berbeda dengan tanaman kayu yang masa panennya bertahun-tahun," katanya.

Dia mengusulkan masyarakat setempat menanam lebih banyak pohon pisang di kawasan yang ditetapkan tidak layak huni. Seperti di kawasan yang berjarak lima kilometer dari puncak Merapi.

Sementara itu, kata Tri Wibowo, jumlah luas hutan alam di kawasan Merapi yang rusak mencapai 4.000 hektar. Menurutnya, seluruh pihak perlu bekerja keras untuk mengembalikan kondisi hutan di kawasan Merapi melalui reboisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar