Gambaran Pengamanan PT SWA di Mesuji Sumsel

detiknews.com, Jakarta - Menurut Polri, dua minggu sebelum insiden berdarah di Mesuji Sumatera Selatan, masyarakat menginformasikan ke pihak Polsek setempat terkait adanya penambahan petugas Pam Swakarsa. Masyarakat merasa tidak nyaman dengan keberadaan personel itu. Bagaimana sebenarnya pengamanan di perusahaan PT Sumber Wangi Alam (SWA) kelapa sawit yang berlokasi di Mesuji, Sumsel itu?

Menurut seorang pejabat di Polres Ogan Komering Ilir (OKI) yang enggan disebutkan namanya, perusahaan memakai jasa perusahaan keamanan PT WS. Namun ada juga orang-orang dari luar daerah seperti dari Banten untuk tenaga kerja pemanenan sawit, bukan menjaga keamanan kebun.

Berikut wawancara lengkap pejabat Polres OKI mengenai pengamanan di PT SWA ketika ditemui detikcom di Mapolres Oki, Kayuagung, Sumsel, Kamis (22/12/2011):

Jadi apakah Satpam yang disewa dari PT Wira Sandi ini yang disebut warga sebagai preman dan PAM Swakarsa?

Ya beda, saya sendiri heran dengan sebutan Pam Swakarsa dan mengenai preman yang dikatakan dari daerah itu Banten dan beberapa daerah lain, itu salah mereka itu memang dari Banten dan mereka bekerja untuk memanen sawit, bukan sebagai preman.

Apa warna seragam dari PT WS?

Biasa saja warna putih-biru dan juga ada yang biru gelap yang berwarna seperti Brimob itu.

Apakah Pam Swakarsa tersebut dipersenjatai?

Masalah itu, saya ga tahu persisnya karena perizinan mereka ke bagian Binmas (Pembinaan Masyarakat), namun setahu saya izinnya paling menggunakan pentungan. Itu yang resmi, tapi kan kita ga bisa kontrol satu-satu di lapangan.

Apakah perusahaan PT WS itu terdaftar?�

Ya, tapi kalo mau lebih jelas silakan cek ke bagian Binmas.

Apakah ada pengamanan Brimob?

Saya ga tahu itu karena itu merupakan urusan dari Kabagops (Kepala Bagian Operasional) yang mengetahui penempatan personel. Namun kita memang ada melakukan patrol rutin, kita tahu daerah ini dari awal merupakan daerah yang rawan kejahatan sehingga langkah-langkah pencegahan sudah kita siapkan. Patroli rutin kita lakukan, baik dengan menggunakan personel berseragam maupun tidak.

Kita juga mempunyai pos polisi di wilayah Suka Mukti di mana wilayah tersebut merupakan wilayah yang dekat dengan Desa Sungai Sodong. Tapi seingat saya memang sempat ada brimob tapi saya gatahu kapan berlangsungnya, apakah sebelum atau sesudah insiden. Karena saya juga di Polres ini belum lama.

Kapan tepatnya pihak kepolisian masuk ke lokasi?

Kita dengar insiden itu sore ya, dan kita mau masuk malam, tapi karena medan yang berat, malam itu kita tidak bisa masuk ke lokasi. Akhirnya baru besok paginya kita baru masuk ke lokasi. Di lokasi sudah saat kita masuk sudah tidak sisa korban-korban saja.

Bagaimana cara mencari tersangka?

Untuk yang dari warga kita ke desa Sungai Sodong, tapi saat itu kita belum amankan hanya didata saja untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Baru keesokan harinya bisa kita amankan tersangka.

Untuk yang dari pihak kemanan, itu kita lakukan pengejaran, karena pada saat mereka warga menyerang balik mereka melarikan diri ke kebun sawit untuk menghindari amukan massa.

Lalu Pam Swakarsa itu sebenarnya apa, apakah itu yang dimaksud sebagai preman?

Saya juga bingung dengan penyebutan Pam Swakarsa. Istilah PAM Swakarsa itu sudah ada dari dulu. Yang dilakukan PT SWA adalah menyewa perusahaan pengamanan sendiri, yang disebut outsourcing.

Mengenai preman yang dikatakan oleh warga itu memang merupakan orang-orang yang datang dari Banten. Tapi mereka dipekerjakan untuk memanen sawit. Bukan jawara, seperti yang dikatakan para warga selama ini.

Apakah dengan ini akan mencabut izin dari pihak keamanan PT SWA dan PT WS?

Bukan bagian dari kami kalau masalah itu.

Sementara itu Humas Polda Sumatera Selatan, AKBP Sabaruddin Ginting, mengatakan yang terlibat bentrok beberapa waktu lalu adalah Pam Swakarsa yang beberapa di antaranya adalah 5 orang yang sekarang sedang disidang di Pengadilan Negeri Ogan Komering Ilir.

Soal senjata yang digunakan oleh satpam maupun Pam Swakarsa, menurut dia, kemungkinan mereka mempersenjatai sendiri. Dia menambahkan, mediasi telah dilakukan sejak lama antara warga dengan pihak perusahaan.

"Tapi tidak menemukan kesepakatan. Berapa kalinya tanya Pemda ya," ucap Sabarudin.

Rabu (14/12) kemarin, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Saud Usman mengatakan 21 April 2011 pagi sekitar pukul 09.00 WIB, 10 karyawan PT SWA dikawal 24 orang Pam Swakarsa panen kelapa sawit. Lalu pada pukul 11.00 WIB datang 2 masyarakat bernama Syaktu Macan dan Indra Syafii naik motor mendatangi karyawan dan melarang agar tidak panen.

Saud menambahkan, Pihak PT SWA mengatakan itu hak mereka. Saling ngotot, sehingga timbul keributan. Akibatnya 1 orang warga meninggal dunia, 1 warga luka, 1 karyawan meninggal. Kemudian pada pukul 12.30 WIB, datang massa Desa Sodong sebanyak 400 orang ke kebun dan menyerang 60 orang karyawan yang berkumpul di pos PT SWA. Massa membakar 87 rumah, 7 mobil tangki, 1 kendaraan roda dua, 4 mobil 2 truk, dan 1 eskavator.

Secara keseluruhan dampak dari kejadian ini adalah 2 orang masyarakat meninggal, 2 orang karyawan SWA meninggal, dan 3 orang Pam Swakarsa meninggal (2 orang di antaranya terpotong lehernya).

Sedangkan versi sesepuh warga Desa Sungai Sodong, Riyadi kepada detikcom kemarin mengatakan, Indra Syafii dan Syaktu Macan saat itu hendak ke pasar untuk membeli herbisida dengan berboncengan naik sepeda motor. Kemudian pada siang harinya ada yang mengantarkan Indra dan Syaktu ke Desa Sungai Sodong.Indra diantarkan sudah dalam keadaan tewas mengalami luka tembak di dada kiri, kanan dan tengah serta di kepala. Kondisi leher Indra nyaris putus karena digorok. Sedangkan Syaktu, tubuhnya penuh luka bacok, bahkan masih ada pisau bergerigi yang menancap di tubuhnya. Syaktu yang saat itu masih hidup ditanya warga siapa yang melakukan, Syaktu pun menjawab, "Pam, preman dan Brimob". Syaktu yang dibawa ke Puskesmas tak tertolong nyawanya.

Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Mesuji sudah bergerak ke lapangan. Fokus utama tim adalah menyelamatkan korban yang terluka. Namun tim sudah mengantongi dugaan penyebab bentrok di kebun sawit di Mesuji, Lampung dan Sumatera Selatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar