Potret Masyarakat Indonesia: Tak Gemar Menabung dan Boros


detik.comJakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution menyebut masyarakat Indonesia kurang mengenal lembaga keuangan termasuk bank. Hal ini menyebabkan budaya menabung masyarakat juga rendah.

Parahnya lagi, masyarakat juga tergolong boros. Dimana porsi belanja mereka nyaris sama dengan pendapatan. Kombinasi inilah yang membawa BI gencar mengkampanyekan program Ayo Menabung.

"Harus diakui bahwa bangsa kita tidak termasuk bangsa yang cukup familiar dengan perbankan dan lembaga keuangan. Mungkin 50 % yang pernah berurusan dengan lembaga keuangan formal," katanya dalam Seminar Pendidikan Keuangan dan Perbankan untuk para Guru di Jakarta, Kamis (29/12/2011).

"Dan kedua, kalau diukur seberapa boros masyarakat di suatu negara, adalah total konsumsi dibagi pendapatan nasional. Diukur seperti apapun, kesimpulannya adalah bahwa masyarakat kita boros," imbuh Mantan Dirjen Pajak ini.

Untuk itulah budaya menabung harus ditingkatkan. Program ini, kata Darmin, lebih besar dari financial inclusion. 

"Bukan hanya nasional. Kita memasukkan program itu di kancah pertemuan dunia. Intinya untuk merangkul dan meyakinkan, memotivasi seluruh masyarakat agar mengetahui keuangan," ujarnya di depan para perwakilan guru dari seluruh Indonesia.

Jika diukur dari rasio kredit terhadap pendapatan per kapita, Indonesia jadi salah satu negara dengan skor terendah. "Kita termasuk yang paling rendah. Jika dibagi itu kira-kira 30%. Di Malaysia 110%, Thailand 110%, China 140%," papar Darmin.

Padahal jika masyarakat ingin berinvestasi, perlu tabungan. Kalau tabungan tidak cukup, bagaimana mau investasi? Bagaimana ingin meningkatkan ekonomi?

"Kita ingin perkembangan ekonomi tinggi, maka investasi harus besar. Tapi tabungan tidak cukup. Yang dilakukan adalah pinjam ke masyarakat atau luar negeri. Menariknya adalah masyarakat kita tidak suka kalau pinjam ke luar negeri. Padahal pinjam itu terpaksa, karena tidak cukup tabungannya," imbuhnya.

"Masalah ini harus bisa diatasi. Kalau tidak kita akan terus menjadi bangsa peminjam," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar