Aksi Solidaritas untuk Bima Merebak


 
VIVAnews - Sekitar 80 mahasiswa melakukan aksi perenungan sebagai solidaritas atas tewasnya dua aktiva Barat. Puluhan Mahasiswa dari berbagai organisasi mahasiswa dan pemuda  berkumpul di perempatan Bank Indonesia Mataram dengan membawa lilin.

Dalam aksinya Mahasiswa menggelar orasi dan aksi teatrikal sebagai bentuk solidaritas atas meninggalnya Arief Rahman 18 tahun dan Syaiful 17 tahun. "Peluru itu dari rakyat tapi mengapa malah mereka ditembak. Mau jadi apa negeri kita ini kalau rakyatnya mati ditembaki," kata Furqon, salah satu orator, dalam aksi tersebut Sabtu 24 Desember 2011.

Sementara itu menurut Ali Usman Ahim AlKhairi Ketua Walhi NTB, aksi ini merupakan bentuk solidaritas terhadap tindakan represif aparat kepolisian dalam membubarkan blokade masa Lambu di Pelabuhan Sape.Sejumlah aparat kepolisian berjaga-jaga di sekitar lokasi aksi. Meski Mahasiswa menggelar aksi, namun arus lalulintas berjalan normal.

Dalam aksi teatrikalnya, mahasiswa memeragakan aksi kekerasan yang dialami warga Lambu Bima. Empat mahasiswa dengan bertelanjang dada terlentang di tengah jalan yang sudah dikelilingi oleh peserta aksi. Bahkan mereka juga memeragakan bagaimana warga Lambu dipukuli dan ditembaki oleh aparat.

Sebelumnya Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat berhasil menguasai Pelabuhan Sape Bima dari pendudukan ribuan warga Kecamatan Lambu Bima. Hingga saat ini kondisi Pelabuhan Sape Bima berangsur kondusif. Sejumlah kendaraan yang sebelumnya tertahan mulai dapat menyeberang ke Pelabuhan Bajo Nusa Tenggara Timur.

Kapolda NTB Brigjend Pol Arif Wachyunadi melalui pesan pendeknya kepada sejumlah wartawan di Mataram mengatakan aksi demonstrasi warga Lambu yang mengatasnamakan kelompoknya Front Rakyat Anti Tambang sudah mengganggu ketertiban umum.Menurutnya apa yang dilakukan aparat keamanan terhadap pendemo di Pelabuhan Sape sudah sesuai prosedur.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar