Pasar Finansial Eropa Masih Bergejolak Hingga 2012


detik.comFrankfurt - Pasar saham Eropa dan mata uang tunggal euro masih akan menghadapi gejolak di tahun 2012, setelah selama tahun 2011 jatuh bangun akibat krisis di kawasan Eropa. Kondisi di tahun 2012 kurang lebih bakal sama dengan tahun 2011.

Indeks saham di Eropa sejak awal tahun hingga menjelang tutup tahun 2011 telah merosot antara 6,5% hingga 25%. Sedangkan euro tercatat merosot 2,5% terhadap dolar AS dalam perdagangan yang sangat bergejolak.

Sementara tingkat imbal hasil surat utang zona euro melesat tajam di penghujung tahun 2011 karena investor menginginkan imbalan yang tinggi untuk uang yang dipinjamkannya kepada negara-negara yang terbelit utang besar seperti Yunani dan Italia.

"Mencoba untuk memproyeksikan dimana dolar, euro, emas, minyak ataupun pasar saham di Barat akan berakhir pada tahun depan kurang lebih sama dengan yang terjadi pada saat ini tahun lalu," ujar Howard Wheeldon, analis senior dari BGC Partners seperti dikutip dari AFP, Senin (26/12/2011).

"Siapa yang dapat membayangkan bahwa 11 bulan lalu kami akan membicarakan tidak hanya tentang kolapsnya zona euro tapi juga kemungkinan pecahnya Uni Eropa?" tambahnya.

"Siapa yang berpikir bahwa dalam waktu yang singkat, negara-negara Eropa secara efektif akan mendarat dan terhenti dan outlook untuk kembalinya pertumbuhan secara virtual tidak ada?" imuh Wheeldon lagi.

Krisis utang di zona euro telah mendominasi sentimen pasar sepanjang tahun 2011 dan secara luas diperkirakan masih akan menjadi fokus pada tahun 2012, paling tidak di awal tahun. Sentimen lainnya adalah faktor geopolitik dan pertarungan menuju Gedung Putih alias Pilpres AS.

Euro mengakhiri tahun dengan terpuruk di bawah US$ 1,30 dan menembus titik terendahnya sejak awal tahun 2011. Pada Jumat (23/12/2011), euro sedikit pulih dan diperdagangkan pada US$ 1,3076.

Namun terhadap yen, euro terpuruk ke titik terandahnya dalam 10 tahun pada September, karena investor bereaksi terhadap memuncaknya ketidakpastian ekonomi dan jatuhnya pasar saham di Eropa dan AS.

"Tahun 2012 sepertinya akan didominasi oleh pencarian terhadap 'safe havens' di pasar valas karena risiko hadir dimana-mana," jelas lrich Leuchtmann, analis dari Commerzbank.

"Krisis utang zona euro mengancam terus meningkat atau paling tidak menjadi institusi permanen yang berhubungan dengan tingginya tingkat ketidakpastian. Perekonomian secara global secara berbarengan jatuh ke resesi atau pertumbuhannya melemah," tambahnya.

"Memandang semua bahaya tersebut, dolar AS mungkin akan berubah menjadi pemenang sesungguhnya," imbuh Leuchtmann. Investasi 'safe-haven' lain setelah dolar AS adalah yen dan emas.

Meski euro mencatat titik terendahnya sepanjang tahun ini terhadap dolar AS, namun pada awal Mei, euro sempat menembus titik tertingginya dalam 16 bulan di US$ 1,4940 seiring lemahnya data perekonomian AS dan juga investor merespons pemberian bailout ke Portugal yang dilanda krisis utang.

"Untuk tahun 2012, krisis zona euro sepertinya masih akan menjadi isu utama. Yunani sepertinya akan mengalami gagal bayar dan negara lain seperti Italia akan memerlukan restrukturisasi utang," jelas Neil MacKinnon, ekonom dari VTB Capital.

Diantara pasar saham Eropa, bursa Milan mencatat penurunan terbesar hingga 25% sejak awal tahun 2011. Investor mengkhawatirkan kemungkinan bailout Italia yang merupakan negara terbesar ketiga di Eropa.

Sedangkan indeks FTSE 100 tercatat turun 6,5% ke kisaran 5.500, Frankfurt turun 15%, Paris turun 18% dan Madrid turun 13%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar