Pendukung Fransisca Gelar Aksi Teaterikal Sindir Jaksa


Bandung - Usai menyerbu dan mencecar jaksa penuntut umum, para pendukung terdakwa Fransisca Jo alias Pipih yang tergabung dalam PAKTA (Pos Advokasi Kepedulian Terhadap Anak) melakukan aksi teaterikal di halaman Pengadilan Negeri Bandung, Rabu (4/1/2012).

Dalam aksi itu digambarkan ada seorang ibu dibalik jeruji dan anaknya menangis ingin bertemu anaknya. Diperankan juga ada jaksa yang tidak peduli dengan keadaan seperti itu.
"Ibu, saya mau ketemu ibu. Bebaskan ibu saya," ujar seorang peserta aksi yang menjadi anak.

Sementara dengan karton berbentuk jeruji, seorang perempuan yang berperan sebagai ibu meminta untuk dibebaskan. "Tolong bu jaksa. Saya hanya ingin merawat anak saya," kata ibu tersebut pada jaksa yang meski dipanggi ibu padahal diperankan laki-laki."Kamu penculik," kata jaksa tersebut.

Disela-sela aksi tersebut koordinator PAKTA Didin Karyadi sesekali berseru "Bebaskan Fransisca!", yang disambut seruan dari peserta aksi.

"Aksi ini untuk menginspirasikan, bagaimana jika anak dipisahkan dari ibunya," kata Didin usai aksi.

Sejumlah poster yang dibawa di antaranya bertuliskan 'Ibu menjemput anaknya melanggar hukum?', 'Lindungi Ibu saya, memisahkan anak dengan ibu kandungnya adalah pelanggaran HAM', 'Penjara bukan tempat ibu kandung, dan 'Jangan pisahkan ibu kandung'.

Ia mengatakan, aksi ini merupakan bentuk dukungan yang akan terus dilakukan hingga Frasisca bebas. Pada sidang mendatang dengan agenda putusan sela, Didin menyatakan akan mempersiapkan aksi serupa, apapun putusannya.

"Tentu kami inginnya ibu Fransisca bebas. Minggu depan kami akan membawa massa lebih banyak lagi sebagai bentuk dukungan," tuturnya.

Sementara itu, aktivis perempuan dan anak Erlinda Iswanto yang mencecar jaksa usai sidang menuturkan, teman-teman aktivis mengejar jaksa untuk meminta kebijaksanaan untuk tidak membawa kasus ini ke ranah hukum.

"Memang betul jaksa itu penegak hukum, tapi sebagai perempuan seharusnya dia tidak menerima perkara ini. Setidaknya jangan dtangani sama perempuan. Ini menciderai kaum perempuan di Indonesia," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar