Pemandangan Warna-Warni Gunung Pulosari


Panorama Gunung Pulosari
detik.comSunset dan sunrise merupakan suatu daya tarik bagi para pecinta alam. Daya tarik tersebut, dapat Anda temukan saat mendaki Gunung Pulosari di Banten. Selain itu, warna-warni alamnya dijamin akan meneduhkan pandangan Anda.

Posisi Gunung Pulosari, sangat tepat untuk melihat sunset dengan latar belakang laut dan sunrise dengan latar belakang Kota Serang. Perjalanan dimulai pada pagi hari dan bersama teman-teman, kami sepakat berkumpul di Terminal Serang, karena tempat tinggal kami tidak berdekatan. Sekitar jam 10 pagi kami sudah bertemu di Terminal Serang dan langsung menuju mini market terdekat untuk mengisi logistik, packing ulang, dan mengecek peralatan. Hari semakin siang, maka kami bergegas mencari bus menuju Mengger.
Sesampai di Mengger, terlebih dahulu kami makan siang dan membeli nasi bungkus untuk bekal di perjalanan nanti. Selesai makan kami segera mencari angkot untuk menuju pintu pendakian Gunung Pulosari. Setelah menempuh waktu kira-kira 30 menit, kami pun sampai di pintu pendakian dan ternyata di pos jaga tidak saputun petugas jaga yang dapat kami temui, mungkin karena ini bukan hari libur.

Setelah berdoa, kami pun berjalan beriringan dengan medan yang menanjak hingga jarak 1 kilometer, sampai bertemu dengan air terjun yang bernama Curug Putri. Di sana, kami beristirahat dan mengisi air untuk perbekalan untuk 1 malam di puncak, karena setelah ini kami tidak tahu lagi dimana tempat sumber mata air. Setelah puas beristirahat dan menikmati nuansa hijau alami di Curug Putri, kami melanjutkan perjalanan dengan medan yang lebih menanjak dan melewati ladang penduduk. Setelah berjalan selama kurang lebih 2 jam, kami sampai di kawah mini Gunung Pulosari.

Selanjutnya, tibalah kami di perjalanan menuju puncak dengan medan yang semakin sulit. Melewati hutan perawan Gunung Pulosari selama kurang lebih 1 jam, memberikan pemandangan alam yang begitu luar biasa. Dan, akhirnya puncak yang diidamkan terlihat di depan mata. Sampai di puncak tepat beberapa saat sebelum sunset tiba merupakan keberuntungan yang sangat berharga.

Sambil menunggu sunset, kami mendirikan tenda sebagai tempat tinggal sementara untuk malam ini, sambil berharap awan mendung segera menyingkir dan keindahan sunset dapat kami nikmati. Ternyata Tuhan menjawab doa kami dengan suguhan pemandangan sunset dengan lembayung senja kemerahan di Barat sana. Matahari pun tenggelam di Barat berganti dengan malam yang gelap gulita. Bintang-bintang yang bertebaran bak lampu-lampu kecil yang menggantung di langit menciptakan atap alam yang sangat cantik. Selesai makan malam dan mengobrol, kami pun langsung tidur di bawah cahaya bintang yang berkelip menyongsong sunrise esok pagi.

Tepat pukul 05.00 WIB dering alarm membangunkan kami. Mengambil kamera, meminum beberapa teguk air putih, memakai sepatu, dan bergegas keluar tenda yang ternyata hari masih gelap. Sambil menunggu sasaran tembakan lensa kamera kami menyeduh kopi. Tidak lama kemudian tampak di ufuk Timur warna-warni langit mengiringi kemunculan sang Mentari. Sungguh indah dan cantik goresan "kuas" Tuhan.

Mengabadikan kecantikan alami dari si Jingga menjadi target utama kala itu. Rasanya tak ingin mata ini terpejam sedikit pun menanti kesempurnaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar