Candi Banyunibo, Si Mungil yang Sebatang Kara


Si mungil sebatang kara
detik.com, Memiliki nama dengan arti air jatuh/menetes, Candi Banyunibo berada tidak jauh dari Candi Ratu Boko. Karena letaknya yang terpisah jauh dari kompleks candi-candi lainnya seolah-olah seperti sebatang kara.
Candi Banyunibo terletak di sebelah Selatan Desa Cepit, Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Bangunan sejarah ini merupakan peninggalan Buddha dari abad IX dan mempunyai arti "air menetes". Karena lokasinya yang terpencil di tengah persawahan dan rumpun pisang, terpisah dari kelompok candi-candi yang lain maka sering disebut "Si Sebatang Kara Banyu Nibo".
Terdiri atas satu candi induk, menghadap ke Barat, di kelilingi oleh enam Candi Perwara dalam bentuk stupa-stupa yang disusun berderet di Selatan dan Timur Candi Induk. Kaki candi yang mempunyai ketinggian 2,5 m itu dibangun di atas lantai batu. Pada sisi Barat kaki candi terdapat tangga masuk. Pada masing-masing sudut kaki candi dan dibagian tengah masing-masing sisi kaki candinya (kecuali sisi sebelah barat), terdapat hiasan berupa Jaladwara yang dipasang di lantai atas kaki candi dan berfungsi sebagai saluran air hujan. Pada sisi depan tubuh candi yang berukuran 11 m, terdapat penampil yang berfungsi sebagai pintu bilik candi. Maka tidak seluruh bagian lantai atas kaki candi tertutup oleh tubuh candi. Bagian yang tidak tertutup tubuh candi ini disebut selasar dan berfungsi sebagai lorong untuk mengelilingi candi.
Candi Banyunibo merupakan bangunan suci Buddha yang kaya akan hiasan dan relief. Pada dinding bilik pintu masuk sebelah selatan candi, terdapat relief yang menggambarkan seorang tokoh laki-laki. Relief tokohnya sendiri sudah rusak tinggal bagian tangan kirinya. Disebelah kirinya ada seorang pengiring (pariwara) dalam sikap duduk "ardha paryangka". Tangan kanan di atas pupu kanan, tangan kiri bersikap seolah-olah melindungi sebuah kantong besar. Dengan melihat ciri ini dapat diperkirakan, bahwa relief tersebut menggambarkan Dewa Kurawa, yang dianggap sebagai dewa kekayaan, tetapi di Indonesia dewa ini lebih dikenal oleh penganut Buddha.
Di atas bidang relief ini terdapat ornamen dalam bentuk "rekalsitran" atau "selur gelung". Pada dinding sebelah Utara terdapat relief tokoh wanita dalam sikap duduk. Kaki kiri menekuk ke atas, kaki kanan dalam posisi bersila. Tangan kanan menumpang di pupu, sedang tangan kiri membopong (menimang) anak kecil. Disekelilingnya terdapat anak-anak kecil yang banyak jumlahnya, mengerumuni wanita tersebut. Susunan candi Banyunibo terdiri atas satu candi induk yang menghadap ke Barat dan dikelilingi oleh enam candi perwara dalam bentuk stupa-stupa. Stupa-stupa ini disusun berderet di Selatan dan Timur candi induknya. Dari luar tampak bahwa bagian bawah atap candinya berbentuk daun bunga padma. Di atas bentuk padma ini terdapat punak atap yang berbentuk stupa.
Walaupun, sebatang kara keindahan Candi Banyunibo tetap terpancar dan mampu menarik perhatian para wisatawan. Keindahan yang sempurna dan menakjubkan yang tercipta dari Candi Banyunibo mang sangat mengagumkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar